Rumah tangga yang ideal dan
sempurna, harmonis dan bebas dari konflik tentu saja menjadi dambaan setiap pasangan
suami istri, termasuk saya sendiri, mempunyai seorang istri berwatak keras dan
bebal memang menjadi ujian yang sangat besar dalam mengarungi rumah tangga
apalagi ketika kita baru seumur jagung membina rumah tangga dan harus
dihadapkan pada berbagai konflik dan perseteruan.
Cita cita semua pasangan
adalah mempunyai rumah tangga Sakinah Mawaddah Warohmah, Namun tentunya
riak-riak kecil dalam hubungan pernikahan lazim terjadi. Pasti di suatu titik kita akan menemui
perbedaan pendapat, perselisihan, hingga pertengkaran. Hal ini wajar dan normal, selama masih berada
dalam kendali kedua pasangan.
H2C mencoba mengumpulkan
artikel dan mencoba mempraktikan sendiri dalam kehidupan Rumah tangga Penulis
Blog H2C Tips atau cara untuk mengatasi
masalah rumah tangga rumah tangga yang bertebaran di internet Semoga berbagai metode yang H2Cbagikan lewat
artikel ini bisa membantu anda untuk membangun rumah tangga yang lebih kokoh
dan harmonis.seperti kata pepatah local mengatakan Saling asah saling asih
saling asuh,ka cai jadi saleuwi kadarat jadi salogak.
- Musyawarah Untuk Mufakat solusi masalah rumah tangga yang paling utama
Lakukan duduk bersama untuk
mendapatkan keputusan bersama yang baik serta disepakati oleh seluruh pihak.
Dengan bermusyawarah maka setiap anggota dari keluarga merasa dihargai pendapat
yang dimilikinya.
- Dengarkan
Langkah pertama dan paling
dasar dalam mengatasi masalah rumah tangga adalah mendengarkan dengan baik
berbagai problem maupun berbagai hal yang dinilai kurang "sreg" di
hati pasangan. Sebelum mengungkapkan
masalah yang anda miliki, akan lebih baik jika terlebih dahulu mencoba
mendengarkan dari sudut pandang suami atau istri.
Cobalah untuk menjadi
pendengar yang baik. Jangan memotong
pembicaraan sebelum sang pasangan selesai menuturkan semua permasalahannya
kepada anda. Saat mendengarkan, pikirkan
pula langkah selanjutnya yang akan anda ambil, jangan sekedar masuk telinga
kiri dan keluar melalui telinga kanan.
- Berpikir dari sudut pandang pasangan
Setelah anda mendapat gambaran
dari sudut pandang pasangan, cobalah untuk memandang masalah yang dihadapi dari
perspektif pasangan. Hal ini berguna
untuk benar-benar memahami posisinya dalam masalah yang sedang anda berdua
hadapi. Pikirkanlah konsekuensi,
kerugian, kesedihan, atau bahkan rasa sakit yang harus ditanggung sang
pasangan.
Ingat, tahap ini sangat
penting dan jangan pernah dilewatkan.
Kemampuan untuk memahami pasangan sangat penting, apalagi jika anda
berposisi sebagai seorang pria. Wanita
memiliki perasaan sensitif yang harus selalu dijaga
- Nada suara
Ketika sedang berdiskusi
tentang berbagai problem dan masalah rumah tangga, perhatikanlah nada suara
anda. Kemarahan dan perasaan tidak enak
dari lawan bicara sebagian besar timbul karena cara kita mengungkapkan suatu
hal. Walaupun sebenarnya hal yang kita
ungkapkan tidak menyinggung perasaan, namun kita mengucapkannya dengan nada
suara yang salah, hal ini bisa menimbulkan kemarahan dan kesalahpahaman.
Cobalah untuk menghindari
berbicara dengan nada suara tinggi.
Untuk kaum wanita, jangan merepet dan mencecar suami dengan berbagai
pernyataan dan pertanyaan. Bicara dengan
tenang, dan beri jeda agar pasangan anda memiliki waktu untuk mengungkapkan
pikirannya.
- Ingat komitmen yang sudah anda sepakati sebagai pasangan
Jika masalah rumah tangga
yang dihadapi begitu berat sehingga membahayakan stabilitas hubungan anda
berdua, ingatlah komitmen anda ketika memutuskan untuk hidup bersama. Sadarilah bahwa masalah akan selalu ada dalam
hidup manusia, dan jangan biarkan sedikit rintangan menghancurkan komitmen dan
janji suci yang sudah anda ungkapkan sebelum menikah.
Ada berbagai unsur yang bisa
anda gunakan untuk mengingatkan komitmen yang sudah dibangun dengan pasangan,
seperti masa depan anak, investasi, maupun mimpi-mimpi yang ingin anda wujudkan
bersama keluarga. Faktor-faktor seperti
agama, status sosial, maupun prinsip hidup juga bisa menjadi pertimbangan
tersendiri.
Bicarakan masalah dalam
suasana yang tepat
- Cari Waktu berbicara
Pastikan untuk membicarakan
masalah saat kondisi fisik maupun emosi anda berdua dalam keadaan stabil,
sehingga solusi bisa dipikirkan dengan kepala dingin. Mood yang baik juga sangat membantu untuk
mencari penyelesaian yang menguntungkan kedua belah pihak.
- Saling terbuka
Komunikasi yang sehat mutlak
diperlukan untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Kunci untuk komunikasi yang sehat dalam
keluarga adalah keterbukaan. Menjalin
rumah tangga berarti siap untuk membuka diri anda sepenuhnya pada pasangan dan
tidak menyimpan rahasia tertentu dari orang yang anda cintai.
Kembangkan juga sikap saling
terbuka untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh anda berdua. Jangan saling memendam emosi, karena emosi
yang dipendam selama beberapa saat bisa meledak menjadi sebuah bom waktu yang
menghancurkan rumah tangga yang dibangun dengan susah payah.
- Kontrol emosi
Satu poin lagi yang paling
penting, jangan emosional saat membicarakan sebuah masalah rumah tangga,
apalagi saat mengambil keputusan dan menentukan solusi. Emosi yang tidak terkontrol bisa merubah
sebuah diskusi menjadi pertengkaran hebat yang bisa meninggalkan luka yang
sangat dalam bagi anda, pasangan, maupun anggota keluarga yang lain.
Saat anda merasa emosi sudah
memuncak, jangan ragu untuk mengakhiri pembicaraan. Ingat, sebelum mengungkapkan kata-kata atau
melakukan perbuatan yang bisa menyakiti pasangan, pikirkanlah baik-baik. Jangan sampai emosi sesaat merusak hubungan
yang sudah dibangun selama bertahun-tahun.
Jika ingin lebih netral dan
profesional, anda bisa mengikuti konseling atau meminta nasihat psikolog. Konseling seperti ini biasa disebut sebagai
marital counseling, dan sudah biasa dilakukan oleh pasangan-pasangan di negara
barat.
- Biarkan cinta berbicara
Sebesar apapun masalah rumah
tangga yang dihadapi, ingatlah bahwa anda berdua pernah dan masih saling mencintai. Gunakanlah rasa cinta tersebut sebagai sumber
energi untuk membantu anda dan pasangan mengatasi gelombang masalah yang
menimpa. Saat sedang bertengkar, cobalah
ingat saat-saat di mana cinta anda berdua sedang kuat-kuatnya, seperti pada
saat pacaran atau periode awal menikah.
Berhubungan intim juga bisa
sangat membantu untuk mengatasi masalah rumah tangga, setidaknya meyakinkan
bahwa di antara anda berdua masih terjalin sebuah ikatan yang kuat dan
spesial. Rasa cinta adalah salah satu elemen
paling ampuh yang bisa digunakan untuk menghindari pertengkaran dan memperkuat
bahtera keluarga.
- Cari jalan tengah yang menguntungkan kedua belah pihak
Setelah anda melakukan
sebagian atau semua poin di atas, maka tibalah saatnya untuk mengambil
keputusan dan menemukan solusi. Tujuan
utama dalam mengatasi masalah rumah tangga adalah dengan menemukan win-win
solution alias solusi yang menguntungkan bagi anda maupun pasangan. Jangan mengambil solusi yang berat sebelah
atau yang merugikan salah satu pihak.
Saat memutuskan sesuatu,
pastikan bahwa pasangan anda menyetujui keputusan tersebut, dan anda juga
merasa sreg untuk menerimanya. Langkah
selanjutnya adalah berkomitmen terhadap solusi dan keputusan yang sudah
diambil, dan menggunakan masalah yang
dihadapi menjadi sebuah pengalaman berharga yang bisa membuat diri anda
maupun pasangan menjadi lebih bijaksana dalam menghadapi hidup. Semoga tips-tips ini bermanfaat dan berguna.
- Jangan Sampai Orang Lain Orang Tahu
Semakin banyak orang luar
tahu, maka bisa akan melebar masalahnya serta berpotensi memunculkan masalah
baru yang karna orang lain yang membicarakan masalah kita dan membuat kita
merasa tidak nyaman. Ibaratnya masalah adalah sebuah aib yang harus
tutup-tutupi dari orang yang tidak perlu mengetahuinya. Masalah suami isteri
dalam rumahtangga kita pun sebaiknya tidak diketahui anak-anak, orangtua atau
tetangga dan orang lain.
- Belajar dari Pengalaman Orang Lain yang curhat masalah rumah tangga
Banyak orang lain yang mempunyai
masalah yang sama dengan masalah, sehingga tidak salah untuk belajar dari
pengalaman keluarga yang telah lalu. Kita dapat bertanya kepada teman-teman
yang lebih dahulu menikah atau mencari pengalaman orang lain di dunia. Lihat
keputusan yang baik dan keputusan yang kurang baik sebagai pelajaran, dan ambil
yang menurut kita paling baik dan paling cocok untuk di terapkan dalam rumah
tangga yang kita hadapi.
- Memakai Otak bukan Otot
Kekerasan tidak lagi cocok
dipakai sebagai cara untuk mengatasi masalah di zaman ini. Pelaku kekerasan
rumah tangga dapat dijerat pasal pidana. Emosi juga jangan digunakan ketika
menyelesaikan masalah karena emosi membuat sebuah keputusan yang diambil tidak
maksimal dan bisa memunculkan masalah baru lagi.
- Mengalah Untuk Menang dalam permasalahan rumah tangga
Jika menghadapi orang yang keras
kepala maka salah satu solusi terbaik adalah mengalah dan anggap masalah itu
tidak pernah ada. Jika bertemu dengan orang yang berpendapat pokoknya begini
pokoknya begitu, maka apapun yang di katakan tidak bermanfaat baginya karena
orang tersebut ngotot walaupun dia tahu bahwa dia salah.
- Terkadang Harus nekad dan Berani Malu
Untuk mengatasi masalah
terkadang harus mengorbankan perasaan. Misalnya seperti mengatasi masalah
ekonomi mantan orang kaya harus menebalkan muka ketika berjualan sesuatu di depan
orang yang dikenalnya. Contoh lain yaitu berani malu mengakui kesalahan jika
memang salah dan kembali pada kebenar secara konsekuen.
- Pengorbanan
Dalam menyelesaikan sebuah
masalah mungkin memerlukan biaya, pikiran, perasaan, waktu, tenaga, dan
lain-lain. Yang harus di lakukan adalah bersabar dan ikhlas berkorban dan
banyak sumber daya demi percepatan dalam penyelesaian masalah. Yang jelas
sumber daya yang dikorbankan sesuai dengan apa yang akan di dapat. Jangan
berkorban hanya untuk menyelesaikan masalah yang tidak perlu atau tidak
penting.
- Bantuan dari pihak ketiga
Sebisa mungkin, masalah
rumah tangga sepantasnya diselesaikan secara internal saja, tanpa campur tangan
dari pihak luar. Namun jika anda berdua
menemui jalan buntu, maka jangan ragu untuk meminta bantuan dari pihak keluarga
anda atau pasangan. Tentu saja hal ini
harus dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak, dan tidak serta merta
mengundang pihak dari luar tanpa sepengetahuan pasangan.